jpnn.com, PALEMBANG - Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian selaku Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya (Unsri) menyampaikan pandangan strategis mengenai arah tatanan dunia baru.
Pandangan tersebut disampaikannya dalam orasi ilmiah bertajuk 'Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045' pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (3/11).
Tito Karnavian yang juga Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unsri dalam orasinya yang berdurasi hampir dua jam mengungkapkan tatanan global kini tengah mengalami pergeseran paradigma besar.
Dia mengatakan dunia telah melewati setidaknya lima fase perubahan.
Namun Tito menegaskan, dirinya berpijak pada paradigma konstruktivisme, yakni pandangan bahwa kekuatan global kini tidak lagi ditentukan oleh militer semata, melainkan oleh kekuatan ekonomi, budaya, dan pengetahuan.
“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tetapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,” ujar Tito dalam keterangannya, Senin (10/11).
Menurut Tito, dalam tatanan dunia baru, pertarungan ekonomi akan menentukan siapa yang menjadi kekuatan dominan.
Negara yang mampu memproduksi barang dan jasa secara masif, membanjiri pasar dunia, dan menguasai rantai pasok global akan memegang kendali terhadap ekonomi dunia.






















































