jatim.jpnn.com, SURABAYA - Jemaah Haji asal NTT tampak mengenakan gaun pesta hiasan manik-manik dan payet emas, Minggu (6/7). Mereka hendak kembali ke kampung asal setelah tiba di Asrama Haji Surabaya sejak Jumat (4/7).
Mereka juga menggunakan banyak perhiasan di leher dan tangan serta tidak ketinggalan kerudung khas mereka yang menyerupai pengantin.
Sementara itu, para laki-laki memakai gamis panjang dengan surban ala pria Arab.
Meski tampak seperti hendak ke pesta, penampilan mereka merupakan bagian dari tradisi masyarakat Bugis yang menghormati ibadah haji.
Salah satu jemaah Kasma (33) warga Kuanino, Kota Raja, Kupang menjelaskan penampilan mencolok itu adalah bagian dari tradisi turun-temurun yang berasal dari leluhur mereka di Bugis, Sulawesi Selatan.
“Kami memang tinggal di Kupang, tetapi berasal dari keturunan Bone, Bugis. Bagi kami, berpakaian seperti ini bukan untuk pamer, tetapi bentuk penghormatan karena tidak semua orang bisa naik haji,” ujar Kasma yang sehari-hari berjualan sembako.
Dia menambahkan kepulangan jemaah haji dari komunitas mereka biasanya disambut secara meriah oleh keluarga, tetangga, dan kerabat, bahkan yang datang dari daerah jauh.
Tak hanya penyambutan, mereka juga biasa mengadakan syukuran saat berangkat maupun kembali dari Tanah Suci.