jatim.jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan keprihatinannya atas pembakaran Gedung Negara Grahadi yang dilempari bom molotov oleh massa aksi karena gedung itu merupakan cagar budaya.
"Iya tentu itu bagian dari cagar budaya, kita semua prihatin bahwa bagian barat gedung Grahadi ternyata dilempari molotov juga," kata Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/1).
Sekitar 30 menit sebelum peristiwa pelemparan molotov, Khofifah bersama Pangdam V/Brawijaya MayJen TNI Rudy Saladin sempat menemui perwakilan massa aksi di depan Gedung Negara Grahadi.
Dia mengaku menghubungi Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto di hadapan massa ketika perwakilan mereka meminta agar rekan-rekannya yang ditahan di Polrestabes Surabaya segera dikeluarkan.
Khofifah bersama Pangdam dan perwakilan mahasiswa kemudian mendatangi Polrestabes untuk memastikan tuntutan itu ditindaklanjuti.
Menurutnya, beberapa orang yang ditahan masih berusia 15-16 tahun sehingga Kapolda memutuskan untuk menyerahkan mereka langsung kepada pihak keluarga.
"Yang malam itu sampai dini hari, ya sampai (pukul) 01.30 WIB yang anggota keluarganya sudah datang menjemput semua dipulangkan," ujarnya.
Khofifah juga memastikan para korban yang mengalami luka-luka akibat aksi massa mendapat perawatan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur di RSUD Saiful Anwar Malang maupun RSU dr Soetomo Surabaya.