jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Jumlah korban jiwa akibat ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga Jumat (3/10) petang, tercatat 13 santri meninggal dunia.
Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes M Khusnan menyebut dari total korban meninggal, delapan jenazah masih dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara Polda Jatim.
“Lima korban sebelumnya sudah diserahkan kepada keluarga, sedangkan delapan jenazah masih berada di RS Bhayangkara,” kata Khusnan.
Kabid DVI Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol dr Wahyu Hidajati menuturkan, proses identifikasi tidak mudah lantaran mayoritas korban berusia 12–15 tahun.
“Sidik jari rusak, pertumbuhan gigi belum jadi pembeda, pakaian seragam, bahkan ciri-ciri khusus seperti tanda lahir atau kelainan fisik jarang diketahui keluarga,” ujarnya.
Menurut Wahyu, opsi terakhir yang dilakukan tim DVI adalah pencocokan DNA antara keluarga dan jenazah.
“Kalau DNA sudah terbukti match, itu tidak terbantahkan lagi. Saat ini kami berkejaran dengan waktu karena kondisi jenazah semakin membusuk,” tuturnya.
Terpisah, Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto mengatakan proses penyeledikan akan dimulai sejak bangunan itu didirikan hingga mencapai tiga lantai.


















































