jpnn.com - Dia bukan bos. Kalaupun bisa disebut begitu dia itu bos kecil.
Kecil sekali, tetapi menghadapi Lebaran seperti ini dia mikir THR. Untuk orang lain.
Mikirnya pun sejak habis Lebaran tahun sebelumnya: dengan cara menabung. Tiap hari Rp 50.000.
Di akhir bulan puasa seperti ini tabungan itu dia cairkan. Dia harus memberi THR kepada 150 orang. Mereka itu selama setahun setia membeli sayur yang dia kelilingkan dari kampung ke kampung.
Cara menabungnya pun unik. Tidak di bank. Tidak di celengan. Tabungannya tidak mendapatkan bunga. Justru harus membayar biaya menabung.
Dia pernah menyesali diri: menabung kok justru membayar. Tiap dia mencairkan tabungan uangnya dipotong Rp 300.000. Sayang. Maka dia bertekad menabung di rumah. Di kaleng yang dilubangi.
"Setelah enam bulan kaleng itu tetap kosong," ujarnya terkikih-kikih. "Ternyata menabung itu harus dipaksa," tambahnya.