bali.jpnn.com, GILIMANUK - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan investigasi penyebab kecelakaan laut yang menyebabkan KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7) malam.
Investigasi mulai berjalan meski tim SAR gabungan masih melakukan pencarian 30 korban KMP Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan sampai sekarang.
Temuan terbaru, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam saat cuaca di perairan Selat Bali sedang baik-baik saja.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bali di Kabupaten Jembrana tidak melihat adanya cuaca ekstrem saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam.
"Pada saat kejadian di Selat Bali sekitar pukul 23.35 WIB tidak ada kejadian cuaca signifikan atau cuaca buruk.
Tidak juga sedang terjadi cuaca ekstrem," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Bali Aminudin Al Roniri dilansir dari Antara.
Menurut Aminudin Al Roniri, data pada pukul 23.00 hingga 00.00 WIB, arah angin di Selat Bali berasal dari Selatan dan Tenggara dengan kecepatan berkisar 10-15 knots.
Ketinggian gelombang mencapai 0,5 hingga 1.0 meter dan arus bergerak ke selatan dengan kecepatan 0,4 hingga 1,75 m/s.