jakarta.jpnn.com - Politikus Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan penyempurnaan konsititusi bukan untuk kembali ke perubahan pertama, melainkan guna menjawab tantangan masa depan.
"Saya melihat bersama teman-teman, ternyata problem kita setelah kami kaji, ini juga mungkin bisa sampai kepada problem konstitusi," kata Doli dalam forum Politics & Colleagues Breakfast (PCB) dengan tema menarik Menimbang Amandemen Konstitusi: Menjawab Tantangan Demokrasi dan Penyempurnaan Sistem Ketatanegaraan Menuju Indonesia Emas di Jakarta, Jumat (13/6).
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar itu tidak setuju amandemen UUD dilakukan untuk kembali ke perubahan pertama. Oleh karena itu, Ahmad Doli lebih memilih diksi penyempurnaan konstitusi.
"Kenapa saya sebutkan penyempurnaan konstitusi? Sebab, bukan amendemen," kata Doli.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Doli juga menegaskan posisinya dan forum Politics & Colleagues Breakfast (PCB).
"Saya mempertegas bahwa standing position saya dengan PCB ini ialah bahwa kita bukan sedang membicarakan tentang akan kembali lagi kepada Undang-Undang 1945," jelas Doli.
Wakil Ketua Badan Legislasi DPR itu menjelaskan dirinya ingin berbicara tentang evaluasi terhadap perjalanan 23 tahun hasil amendemen keempar.
"Selain itu, juga proyeksi kita ke depan sebetulnya konstitusi yang ideal seperti apa yang mau kita bangun," lanjut Ahmad Doli.