jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) mendorong transformasi pendidikan kedokteran nasional guna menghadapi tantangan kesehatan global.
Ketua Umum AIPKI Prof. Dr. dr. Wisnu Barlianto SpA (K) menyatakan dukungan itu termasuk meningkatkan jumlah dokter, dokter spesialis, dan sub spesialis dengan tidak melupakan mutu lulusan.
Dalam pertemuan rapat kerja pengurus 2025-2028, AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
"Bersama Kemendiktisainstek telah mengidentifikasi beberapa fakultas kedokteran yang sudah memiliki kamampuan baik secara penuh maupun parsial untuk bahu membahu membuka program studi spesialis dan subspesialis berbasis universitas. Program ini diharapkan mampu menghasilkan 60 ribu dokter baru pada 2029," ungkap Prof. Wisnu dikutip, Kamis (24/7).
AIPKI berkomitmen mengembangkan pendidikan afirmasi serta pemberdayaan peserta didik spesialis Tingkat akhir untuk menjawab permasalahan layanan Kesehatan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
"Peran dan kerja sama harmonis dengan Kemenkes, Kemendagri, Pemda dan semua pemangku kepentingan, sangat penting untuk mengawal program ini aman, nyaman dan bermanfaat optimal," ungkap Prof. Wisnu.
Dia menjelaskan pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman, termasuk perkembangan kecerdasan buatan, telemedisin, dan pendekatan interprofesional dalam layanan Kesehatan.
Prof. Wisnu melanjutkan untuk maksud tersebut organisasi institusi pendidikan kedokteran ini akan meningkatkankan kolaborasi dengan senter yang sama di berbagai negara maju dengan program joint research, student mobility dan juga pertukaran pengajar.