jateng.jpnn.com, SEMARANG - Ratusan aparat gabungan dikerahkan untuk menjaga kompleks Balai Kota Semarang sejak Minggu (31/8) pagi.
Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi tindakan anarkis seperti kericuhan yang sempat meletup di kawasan Jalan Pahlawan dalam dua hari terakhir.
Sebelumnya, massa aksi membakar tiga unit mobil dan sebuah kantin di belakang Kantor Gubernur Jateng.
Aksi yang awalnya digelar sebagai bentuk respons terhadap dinamika politik nasional serta solidaritas atas tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online di Jakarta, justru berkembang menjadi ricuh.
Gelombang protes bahkan meluas ke sejumlah daerah lain dan berujung perusakan fasilitas umum hingga pembakaran gedung pemerintahan maupun DPRD.
Plt Kepala Satpol PP Kota Semarang Marthen Stefvanus Dacasto menjelaskan sebanyak 120 personel gabungan dikerahkan untuk berjaga selama 24 jam penuh. Penjagaan difokuskan pada objek vital pemerintahan, khususnya kompleks Balai Kota Semarang.
“Penjagaan ini sebagai antisipasi unjuk rasa yang kemungkinan bergeser ke Balai Kota. Namun kami berharap semua bisa selesai hari ini. Unsur yang terlibat ada dari Polrestabes, Satpol PP, Kodim, Damkar, dan Dishub,” kata Marthen.
Selain menyiagakan personel, beberapa unit mobil pemadam kebakaran turut ditempatkan di titik-titik strategis seperti Balai Kota Semarang, Kantor Gubernur Jateng dan Polrestabes Semarang. Upaya ini untuk memastikan jika terjadi potensi kebakaran, dapat segera ditangani.