bali.jpnn.com, DENPASAR - Lebih dari seratus jemaah memadati Masjid As Syuhada, Kampung Bugis, Serangan, Denpasar, Minggu (7/9).
Lantunan salawat dan Barzanji menghangatkan suasana ketika anak-anak, orang tua, dan para tetua duduk bersisian.
Maulid Nabi Muhammad SAW terasa bukan sekadar agenda tahunan, melainkan momen pengingat teladan baik dari Rasulullah.
Sejak bait pertama dilantunkan, perayaan ini memanggil ingatan kolektif yang diwariskan turun-temurun di Kampung Bugis: Barzanji, tausiyah, dan pembuatan telur hias untuk kemudian dibagikan kepada warga.
Sederhana, meriah, dan menyentuh, cara komunitas ini menyatakan cinta kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Iya, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kampung Bugis Serangan telah menjadi tradisi, tak lekang oleh zaman.
“Kami jaga, kami rawat, apa yang menjadi tradisi warisan orang tua.
Tentunya tidak menyimpang dari koridor syariat agama,” ujar tokoh masyarakat Serangan, H. Mahmuluddin.