jateng.jpnn.com, BANJARNEGARA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengajukan status siaga darurat bencana hidrometeorologi menyusul tingginya curah hujan yang meningkatkan risiko bencana alam di wilayah tersebut.
"Kami sudah mengajukan status siaga darurat kepada Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Saat ini tinggal menunggu tanda tangan dari Penjabat Bupati," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Tursiman didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Andri Sulistyo, Senin (9/12).
Langkah ini diambil untuk menghadapi potensi bencana seperti tanah longsor, banjir, dan angin kencang. Berdasarkan pemetaan BPBD, sekitar 80 persen wilayah Banjarnegara masuk kategori rawan tanah longsor, dengan zona merah (tingkat kerawanan tinggi) mendominasi.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan siap menghadapi potensi bencana, khususnya di zona rawan," tegas Tursiman.
Bencana Hidrometeorologi Sudah Terjadi
Dalam beberapa pekan terakhir, Banjarnegara telah mengalami sejumlah kejadian terkait cuaca ekstrem. Terbaru, angin kencang pada Minggu (8/12) sore menumbangkan pohon di beberapa titik, termasuk ruas jalan nasional di Desa Danaraja, Kecamatan Purwanegara, yang menyebabkan kemacetan dan kerusakan jaringan listrik.
"Pohon tumbang di Desa Kalipelus, Kecamatan Purwanegara, juga memicu kemacetan arus lalu lintas. Selain itu, ada rumah warga yang terdampak, seperti milik Suhadi di Mandiraja Kulon dan Ikhwan Agik Purnomo di Danaraja," tambah Andri.
Penanganan darurat telah dilakukan petugas gabungan hingga kondisi terkendali. BPBD Banjarnegara terus bersiap menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi, seraya mengajak masyarakat untuk memperhatikan informasi cuaca dan tetap siaga.
