Bustanul Arifin Soroti Melemahnya Kapasitas Produksi Padi Nasional

2 weeks ago 31

Bustanul Arifin Soroti Melemahnya Kapasitas Produksi Padi Nasional

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Lahan pertanian padi. Foto/Ilustrasi: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pertanian Bustanul Arifin menyoroti kapasitas produksi padi nasional yang lemah akibat masalah serius di sektor hulu.

Menurutnya, pola budidaya yang salah arah, lemahnya pemanfaatan teknologi, hingga praktik superintensif yang memaksa lahan terus-menerus berproduksi.

"Menyebabkan produktivitas padi justru menurun dari tahun ke tahun," ujar Busnatul Arifin dalam diskusi perberasan yang digelar secara daring melalui kanal Youtube Mardani Ali Sera, Jumat (29/8).

BPS mencatat produktivitas padi tahun ini 5,25 ton per hektar, turun dibanding 2024 di mana produktivitas padi 5,29 ton per hektar. 

“Jadi, poinnya adalah, memang sentuhan teknologi belum kelihatan dari Gambaran delapan bulan produksi padi 2025 ini.” kata pengamat pertanian Bustanul.

Dia menjelaskan produksi pertanian Indonesia rentan karena gangguan ketersediaan air. Praktik sistem pertanian pangan saat ini menurunkan kapasitas produksi akibat degradasi lahan, erosi tanah menurunkan produktivitas pangan.

“Jadi, memang di hulu bermasalah. Ada kecenderungan budidaya super intensif, kira-kira dipaksa produksi terus dan menyebabkan land fatigue. Karena itu, sudah pasti produktivitas turun. Nah diubah dimulai manajemen di hulu, dan sekarang nyaris tidak dikerjakan. Wajib melakukan pelestarian darah di hulu, tangkapan air, namanya catchment area. Kemudian kita kelola manajemen irigasinya” tegasnya.

Selain itu, fenomena guremisasi atau penyempitan kepemilikan lahan juga memperparah kondisi petani. Data menunjukkan jumlah rumah tangga usaha tani gurem—petani dengan lahan setengah hektare atau kurang—naik 18,6 persen atau bertambah 2,65 juta. 

Pengamat pertanian Bustanul Arifin menyoroti kapasitas produksi padi nasional yang lemah akibat masalah serius di sektor hulu.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |