Catatan Ketum IKA SKMA soal Mitigasi Bencana Hidrometeorologis: Berbuat Baik kepada Alam

2 hours ago 14

Ketum IKA SKMA Dr. Irwan Fecho. Foto: dokpri

jpnn.com - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (IKA SKMA) Irwan Fecho menyampaikan catatan terkait mitigasi bencana hidrometeorologis di tanah air.

Menurut Irwan, selama tahun 2024, sebanyak 1,23 juta rumah terendam dan sekitar 80.000 rumah rusak (ringan, sedang, berat) akibat bencana hidrometeorologis yang terjadi di seluruh Indonesia, mengacu data dari Badan Nasional Penanggulangan Nasional dalam laporan “Data Bencana Indonesia tahun 2024”.

 Berbuat Baik kepada AlamWarga berjalan di dekat bangunan rumah terdampak banjir di kawasan Jalan Bukit Barisan, Denpasar, Bali, Rabu (10/9/2025). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.

Dia mengatakan bayang-bayang bencana alam di tanah air memang semakin dekat dan kian sering, kebanyakan disebabkan oleh fenomena hidrometeorologi, yaitu bencana yang dipengaruhi oleh cuaca dan aliran permukaan: banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.

Masih berdasarkan data tahun 2024, katanya, sebanyak 3.472 kejadian bencana alam, sebesar 99,34% adalah bencana hidrometeorologi, atau hanya 23 kejadian bencana karena disebabkan oleh faktor geologi: gempa bumi dan gunung meletus.

"Kengerian dan kesedihan akibat bencana alam di berbagai daerah semakin merongrong kenyamanan hidup masyarakat," kata pemerhati lingkungan dan kehutanan itu, dalam keterangan tertulis, Senin (15/9/2025).

Irwan mengatakan pembangunan di hilir – yang biasanya berupa dataran rendah, menjadi kawasan permukiman, pengembangan pusat industri atau fasilitas umum (transportasi, perniagaan, dll), untuk mengantisipasi desakan pertumbuhan penduduk, tidak bisa dihindari.

Konsekuensinya, pengembangan lahan pertanian (perkebunan, palawija, peternakan) juga semakin merambah ke daerah tengah dan hulu, menyisakan sedikit areal dengan tutupan vegetasi alami. Daerah dengan tutupan vegetasi alami, berupa campuran pohon, perdu, dan semak, dalam istilah tata ruang disebut ‘Daerah Tangkapan Air’ atau catchment areas.

Ketum IKA SKMA Irwan Fecho menyampaikan catatan terkait mitigasi bencana hidrometeorologis di tanah air. Saatnya berbuat baik kepada alam.

Read Entire Article
| | | |