jpnn.com, JAKARTA - Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menilai, Indonesia memang sudah saatnya membahas soal redenominasi rupiah sebagai upaya untuk menyederhanakan sistem pembayaran nasional sekaligus meningkatkan efisiensi ekonomi.
Namun, kebijakan redenominasi rupiah perlu dilakukan dengan kehati-hatian dengan sejumlah catatan penting.
"Inilah saatnya kita melangkah tenang untuk redenominasi. Kita berada di kondisi yang siap, namun ada beberapa hal yang harus dilakukan, untuk kesuksesan redenominasi," kata Fakhrul dikutip Kamis (13/11).
Catatan pertama, redenominasi bukan hanya soal memotong tiga nol, tetapi juga menata ulang sistem pembayaran secara menyeluruh. Salah satu catatan pentingnya adalah menghidupkan kembali satuan 'sen' sebagai simbol ketelitian dalam perekonomian.
"Redenominasi bukan sekadar menyederhanakan angka, tapi ini mendatangkan kewajiban untuk menghidupkan kembali satuan kecil yang dahulu pernah memberi keseimbangan pada kehidupan ekonomi rakyat," ujarnya.
Sistem sen dapat mencegah risiko pembulatan harga ke atas, menjaga keadilan transaksi, dan menekan potensi inflasi yang tidak perlu, terutama di sektor ritel dan perdagangan kecil.
Kemudian catatan kedua, Fakhrul menegaskan bahwa keberhasilan redenominasi sangat bergantung pada kondisi stabilitas ekonomi dan inflasi yang rendah.
Ia mengingatkan pengalaman sejumlah negara yang berhasil maupun gagal dalam menerapkan kebijakan serupa.



















.jpeg)


































