jpnn.com, BEIJING - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan harapannya agar Prancis menentang "campur tangan" Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di kawasan Asia-Pasifik selama panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.
Wang berharap Paris akan "mengambil posisi yang tepat dan menentang campur tangan NATO dalam urusan Asia-Pasifik," menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri di Beijing setelah pembicaraan pada Jumat (6/6).
Menteri Luar Negeri China itu juga mendesak upaya bersama untuk "menjunjung tinggi multilateralisme, menjaga perdagangan bebas, dan menentang praktik unilateral dan intimidasi."
"China mementingkan komitmen Prancis untuk menegakkan kebijakan satu China dan percaya bahwa Prancis akan mempraktikkan komitmen ini," katanya.
Wang Yi juga mengatakan "masalah" Ukraina "secara fundamental berbeda" dari "masalah Taiwan."
Barrot, pada gilirannya, menyatakan penentangan terhadap "perang dagang dan perang tarif."
Prancis "bersedia untuk terus menyelesaikan ketegangan ekonomi dan perdagangan dengan baik melalui konsultasi," kata Barrot.
Barrot mengatakan Paris "selalu menganggap China sebagai teman dan mitra, dengan tegas menjalan kebijakan satu China, dan berharap dapat mempertahankan pertukaran tingkat tinggi dan komunikasi strategis yang erat dengan China."