Curahan Hati Suku Sakai: Hutan Kami Digarap, Ruang Menghilang

11 hours ago 20

 Hutan Kami Digarap, Ruang Menghilang

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Masyarakat Suku Sakai menyerahkan baju adat tradisional To’ok (Terap) kepada perwakilan PT Agrinas. Foto:Source for JPNN.

jpnn.com, PEKANBARU - Hutan yang dahulu menjadi ruang hidup dan pusat kebudayaan bagi masyarakat adat Suku Sakai kini semakin menyempit.

Wilayah hutan yang dulu lebat dan menjadi tempat berburu, menangkap ikan, hingga sumber bahan pakaian tradisional, telah banyak beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit milik korporasi.

Kondisi ini menjadi keprihatinan mendalam bagi masyarakat adat Sakai yang bermukim di Kabupaten Bengkalis, Riau.

Dalam sebuah pertemuan di Pekanbaru bersama manajemen PT Agrinas Palma Nusantara, dua tokoh pemuda Sakai, Iwan Saputra (Ketua DPD KNPI Kabupaten Bengkalis) dan Suparyadi, menyuarakan keresahan.

Serta menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang mulai melakukan penertiban terhadap lahan-lahan yang digarap secara ilegal.

“Hutan bukan sekadar tempat kami mencari bahan untuk baju tradisional, tapi juga ruang hidup kami. Tempat kami berburu, menangkap ikan, menjalani hidup sebagai masyarakat adat,” kata Suparyadi Minggu (20/7).

Ia menuturkan, kini sebagian besar hutan telah berubah menjadi kebun sawit milik perusahaan besar yang tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar.

Masyarakat adat Sakai berharap, langkah pemerintah ini menjadi awal dari pemulihan hak dan ruang hidup mereka yang telah lama tergerus.

Kondisi ini menjadi keprihatinan mendalam bagi masyarakat adat Sakai yang bermukim di Kabupaten Bengkalis, Riau.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |