jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo) terus mengingatkan kepada publik agar membangun budaya sadar risiko.
Ketua Masindo, Dimas Syailendra menyatakan pihaknya melihat bahwa budaya tersebut belum menjadi kebiasaan umum di tengah masyarakat Indonesia.
Sebab, jelasnya, dalam pengambilan keputusan, banyak masyarakat cenderung lebih mengutamakan aspek emosional ketimbang mempertimbangkan risiko dan konsekuensi yang mungkin timbul.
“Budaya sadar risiko adalah cara berpikir yang memandang jauh ke depan. Bukan nanti bagaimana, tetapi bagaimana nanti,” kata Dimas Syailendra, dalam keterangannya, Kamis (24/7).
Dimas menjelaskan bahwa kesadaran terhadap risiko tidak hanya terbatas pada aspek keselamatan berkendara, tetapi juga mencakup isu-isu penting lainnya seperti kesehatan, lingkungan, ekonomi, hingga investasi digital.
Dia mencontohkan bahaya dari konsumsi makanan tidak sehat secara terus-menerus, serta risiko jebakan investasi bodong yang menawarkan imbal hasil besar dalam waktu singkat.
“Kami memiliki cakupan perhatian yang luas karena visi kami adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang sadar risiko demi kehidupan yang lebih baik,” lanjutnya.
Dia menjelaskan sejak MASINDO berdiri pada tahun 2021, mereka telah aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif secara daring maupun luring.