jpnn.com, BANDUNG - Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad) mengevaluasi sejumlah hal dalam proses rekrutmen calon peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Evaluasi ini buntut peristiwa pemerkosaan yang dilakukan dokter residen anestesi, Priguna Anugerah Pratama, terhadap pasien dan keluarga pasien, Maret lalu.
Dekan FK Unpad dr Yudi Mulyana Hidayat mengatakan, proses rekrutmen calon mahasiswa PPDS tahun ini akan diperketat, dengan melibatkan psikolog dan psikiater.
“Di fakultas mungkin sistem rekrutmen, jadi mungkin harus ada pengetatan. Karena dokter spesialis itu kan bebannya cukup berat, dan tidak semua orang bisa,” kata Yudi di Gedung MCHC RSHS Bandung, Kamis (24/7/2025).
Yudi menjelaskan calon dokter spesialis tidak seluruhnya di tempatkan di rumah sakit di kota-kota besar. Mereka juga akan disebar di daerah-daerah.
Fakta berbicara, kata Yudi, dokter-dokter penempatan di daerah cenderung lebih ‘sehat’ dari segi mental, ketimbang di kota besar.
“Kalau di daerah, dokter spesialisnya baik, dia kadang-kadang suka memberikan semacam uang insentif lah. Jadi selesai tugas di sana dikasih duit,” ungkap dia.
“Wajarlah, karena di sana mungkin dibantu dan sebagainya. Jadi ini rasanya lebih enak, lebih nyaman,” sambungnya.