jatim.jpnn.com, JOMBANG - Tiga santri di pondok pesantren di wilayah Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang kabur dari tempat mereka belajar pada Selasa (22/7). Mereka meninggalkan pondok secara diam-diam akibat tidak betah karena diduga mengalami perundungan di dalam lingkungan pesantren.
Ketiga santri itu ialah AF (12) dan AH (10) asal Wonosalam, Jombang serta AM (12) asal Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Konon, ketiga santri itu kerap mendapatkan perlakuan kasar dari kakak kelas mereka. Tidak hanya disuruh-suruh, mereka juga mengalami kekerasan fisik jika menolak perintah dari seniornya tersebut.
Mereka pun memutuskan keluar dari pondok sambil membawa tas ransel berisi pakaian karena tidak tahan atas perlakuan yang mereka dapatkan.
Ketiga santri itu kemudian menyewa becak menuju Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Mojoagung, Jombang, untuk bersembunyi.
Warga sekitar RTH Mojoagung yang merasa curiga dengan keberadaan ketiga anak itu akhirnya melapor ke Pos Damkar Mojoagung. Petugas pemadam kebakaran bergerak menindaklanjuti laporan itu.
"Kami mendapat laporan dari warga adanya anak yang kabur dari pondok sekitar pukul enam pagi. Mereka kabur karena di-bully oleh kakak kelasnya," kata petugas Damkar Mojoagung Riza Maulana.
Petugas pun membawa ketiga santri itu ke pos dan memberikan edukasi. Di sana mereka menceritakan alasan nekat kabur dari pondoknya. Setelah itu, petugas melakukan koordinasi dengan pihak pesantren.