Diskusi di Kantor PKB, Pakar Mesin Dorong Pemerintah Dukung Industri Baterai EV

3 hours ago 12

Diskusi di Kantor PKB, Pakar Mesin Dorong Pemerintah Dukung Industri Baterai EV

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Direktur Industri Permesinan Solehan, Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara, Associate Professor Teknik Mesin UI Mohammad Aditya, dan Anggota Komisi VII DPR RI FPKB Kaisar Abu Hanifah menjadi pembicara pada diskusi bertema potensi pengembangan industri kendaraan bermotor berbasis baterai EV Indonesia di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Ricardo

jpnn.com - JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menghadirkan sejumlah narasumber terkait perkembangan terkini industri mobil listrik dan baterai di Tanah Air, dalam diskusi publik bertajuk "Industri Mobil Listrik & Baterai EV Nasional" di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (6/2).

Associate Professor Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) Mohammad Adhitya mengatakan, sejak awal dimulainya industri mobil listrik di Tanah Air belum mampu menarik minat masyarakat. Menurutnya, perkembangan industri mobil listrik sudah direncanakan sejak 2012 dan mulai dikenalkan tahun 2018.

"Pada awalnya memang seperti jalan di tempat. Di sana kami tidak hanya belajar dari sisi teknik kendaraan listriknya saja, tetapi kami juga ikut memahami perkembangan ekosistem kendaraan listrik sekaligus industri kendaraan listrik di dalam negeri," kata Adhitya.

Dia mengungkapkan, produksi mobil listrik harus menggunakan bahan baku dalam negeri salah satunya baterai. "Mobilnya boleh apa saja tapi baterainya made in Indonesia," ujarnya.

Adhitya pun meminta pemerintah bisa mengatur kebijakan industri mobil listrik serta meningkatkan pengetahuan, skill serta pemasaran bahan baku supaya industri mobil listrik bisa menggunakan bahan baku nasional terutama baterai.

Pada kesempatan itu, Direktur Industri Permesinan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Solehan menyampaikan bahwa potensi Indonesia terhadap penyediaan bahan baku baterai sangat besar. Sebab, baterai pasti dibutuhkan dalam produksi mobil listrik.

"Pengguna mobil listrik di Indonesia masih tergolong kecil. Dengan kepemilikan yang masih kecil ini memiliki potensi besar pengembangan Industri kendaraan (listrik) ini. Karena kecil berarti masih ada potensi pasar yang besar untuk dilakukan," kata Solehan.

Untuk itu, ia mendorong agar penguasaan teknologi untuk pengembangan produksi baterai EV di Tanah Air.

Potensi Indonesia terhadap penyediaan bahan baku baterai sangat besar. Sebab, baterai pasti dibutuhkan dalam produksi mobil listrik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |