jpnn.com, JAKARTA - Dominasi perusahaan beraset jumbo di pasar modal Indonesia berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjun bebas.
Analis Strategi Institute Fauzan Luthsa mengatakan hal ini karena Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami ketergantungan pada emiten besar.
Fauzan Luthsa menilai ketimpangan ini tidak sehat bagi pasar modal dan perekonomian nasional.
"IHSG terlalu bergantung pada segelintir emiten besar. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menjadi beban bagi stabilitas ekonomi,” ujar Fauzan, pada Selasa (11/2).
Minimnya diversifikasi emiten menciptakan struktur pasar modal yang tidak seimbang dan memperlemah fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Fauzan, pasar modal yang didominasi oleh segelintir perusahaan besar justru menciptakan oligarki dan mempersempit peluang bagi perusahaan menengah untuk berkembang.
Data pipeline BEI menunjukkan bahwa dari 19 perusahaan yang bersiap melantai di bursa, 18 di antaranya merupakan emiten jumbo, sementara hanya satu yang berasal dari kategori perusahaan menengah.
“Padahal, perusahaan menengah adalah tulang punggung ekonomi nasional. Mereka menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi, dan memiliki dampak sosial langsung,” ungkapnya.