Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, KPK Mulai Telusuri Masalah Lahan Kereta Cepat

1 week ago 28

Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, KPK Mulai Telusuri Masalah Lahan Kereta Cepat

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ketua KPK Setyo Budiyanto menyampaikan keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (3/12/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nym

jpnn.com - Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai menyelidiki dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoos lingkungan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Saat ini tim lembaga antirasuah sedang menelusuri masalah lahan di sepanjang rute kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

"Kami lebih mendalami kepada lokasi-lokasi yang di sepanjang rute rel kereta cepat itu, karena banyak itu ya," ujar Ketua KPK Setyo Budiyanto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (3/12/2025) malam.

Menurut Setyo, penelusuran tersebut dilakukan dengan mengelompokkan lokasi di dekat rute, terutama yang areanya sangat luas.

KPK juga mendalami status tanah di dekat Stasiun Halim, terutama kaitannya dengan TNI Angkatan Udara (AU).

"Tanah ini posisinya tentu ada di beberapa tempat, bukan hanya di satu tempat saja. Nah, ini yang sedang kami dalami, apakah tanah yang lokasinya di Halim adalah milik TNI AU atau bukan, begitu. Ini belum pasti," tuturnya.

Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025, yakni Mahfud MD Official, mengungkapkan ada dugaan tindak pidana korupsi dalam bentuk penggelembungan anggaran atau mark up pada proyek Whoosh.

"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat," katanya.

Tim KPK sedang menyelidiki dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh dengan mendalami masalah lahan di sepanjang rute yang dilalui.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |