jpnn.com, SURAKARTA - Kementerian Kebudayaan menerima hibah berupa 47 arca bersejarah yang selama ini menjadi koleksi keluarga Panembahan Hardjonagoro. Nantinya, arca-arca itu akan dipamerkan untuk umum.
Proses serah terima ke-47 arca bersejarah itu berlangsung di Ndalem Hardjonegaran, Surakarta, Kamis (23/1/2025).
Menteri Kebudayaan Fadli Zon datang langsung ke Surakarta untuk menerima puluhan artefak tersebut dari K.R.A. H. Suwarno selaku ahli waris Panembahan Hardjonagoro.
Sebelum serah terima dimulai, tuan rumah menggelar wilujengan atau selamatan terlebih dahulu. Prosesi yang berlangsung penuh khidmat itu dilanjutkan dengan serah terima hibah dari ahli waris kepada Menteri Fadli yang mewakili negara.
“Hibah ini adalah wujud cinta almarhum Panembahan Hardjonagoro kepada kebudayaan bangsa. Kami sangat menghargai keluarga beliau atas kepercayaannya kepada negara untuk menjaga dan memuliakan artefak-artefak ini sebagai bagian dari identitas budaya kita,” ujar Fadli dalam kata sambutannya sebagaimana siaran pers Kementerian Kebudayaan.
Fadli menjelaskan arca-arca tersebut berasal dari peninggalan abad ke-8 hingga 14 Masehi. Dia memerinci di antara 47 arca itu terdapat mahakarya langka, antara lain, sepasang Arca Garudea, Arca Resi Agastya, dua Arca Durga, satu Arca Buddha berukuran besar, dan Arca Bima yang memiliki tinggi lebih dari 2 meter.
“Warisan ini adalah saksi kejayaan peradaban Nusantara,” tutur menteri yang juga pencinta sejarah itu.
Peraih gelar doktor ilmu sejarah dari Universitas Indonesia (UI) itu juga menjelaskan tentang sosok Panembahan Hardjonagoro. Fadli menuturkan Panembahan Hardjonagoro yang juga dikenal dengan gelar K.R.T. Hardjonagoro memiliki nama Go Tik Swan.