jpnn.com, HALMAHERA TIMUR - Festival Koropon 2025 yang digelar oleh pemuda-pemudi Mabapura berhasil mencatatkan prestasi dengan meraih rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melalui pagelaran 1.000 penari Lala Tradisional.
Festival tahunan tersebut kembali diselenggarakan dengan konsep berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Mengusung tema “Mengembalikan Nafas Falgali”, acara ini menampilkan ribuan penari yang membawakan Tari Lala sebagai simbol pelestarian budaya lokal.
Sebanyak 1.000 penari yang terlibat berasal dari pelajar tingkat SMP dan SMA di tujuh kecamatan di Kabupaten Halmahera Timur. Persiapan kegiatan dilakukan selama kurang lebih 90 hari oleh panitia pelaksana.
Tokoh masyarakat Mabapura, Samsul Bahari, mengatakan Festival Koropon bertujuan menjaga kebersamaan dan kekompakan warga sekaligus melestarikan nilai falgali.
“Dalam Bahasa Maba, falgali berarti saling membantu satu sama lain,” ujar Samsul Bahari, di Desa Soa Sangaji dan Soa Laipoh.
Festival yang secara resmi berlangsung pada 27 Desember 2025, tersebut dinilai mampu menghadirkan atmosfer kegiatan berskala besar meski diselenggarakan di tingkat desa.
Selain itu, kegiatan ini juga dinilai memberikan dampak ekonomi dengan menghidupkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta mendorong minat generasi muda untuk mengenal dan mencintai kearifan lokal.






















































