jatim.jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung proses identifikasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, di RS Bhayangkara Surabaya, Jumat (3/10).
Dia menyatakan seluruh tahapan identifikasi dilakukan sesuai prosedur resmi.
Menurut Khofifah, tim ante mortem sudah bekerja sejak hari pertama kejadian. Sampel DNA dari pihak keluarga juga telah dikumpulkan sehingga proses pencocokan data dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.
“Malam ini akan dilakukan rekonsiliasi antara data ante mortem dan post mortem. Dengan begitu, keluarga bisa yakin mengenai identitas korban,” ujarnya.
Selain itu, Dinas Sosial melalui Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) juga diterjunkan untuk memberikan pendampingan emosional bagi keluarga korban.
Tim ini bertugas menenangkan sekaligus menjelaskan setiap tahapan evakuasi dan identifikasi.
Terkait upaya evakuasi, Khofifah menyebut penggunaan alat berat terus ditambah agar proses pencarian korban di bawah reruntuhan bisa dipercepat, namun tetap mengutamakan aspek keselamatan.
“Sejak pagi crane sudah beroperasi, sempat dihentikan saat waktu salat, lalu dilanjutkan kembali, bahkan tengah malam ditambah breaker untuk mempercepat pekerjaan,” jelasnya.


















































