Gus Moch Bersedih, Sebut Petinggi PBNU Gagal Jaga Jamiah

2 hours ago 9

Gus Moch Bersedih, Sebut Petinggi PBNU Gagal Jaga Jamiah

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

KH Mochammad Fathal -biasa disapa Gus Moch. Foto: source for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - KH Mochammad Fathal -biasa disapa Gus Moch, prihatin mendengar kemelut yang menyenggol Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU belakangan ini.

Gus Moch merupakan putra dari KH Moeslim Rifa’i Imampuro atau Mbah Liem -ulama Klaten yang secara tak resmi disebut sebagai pencetus slogan NKRI Harga Mati.

"Saya prihatin terhadap kinerja PBNU yang jauh menurun," ujar Gus Moch.

Dia menuturkan, saat kepemimpinan Gus Dur yang kerap ditemani abahnya, Mbah Liem, banyak meninggalkan teladan.

"Saya tidak bermaksud membandingkan, tetapi Gus Dur dan Mbah Liem sebenarnya bisa diteladani oleh petinggi PBNU saat ini. Keduanya selalu hadir dalam situasi kritis. Berikhtiar menyelamatkan kehidupan bernegara bangsa dan beragama dengan cara-cara tidak biasa,” ujarnya.

Gus Moch mengaku cukup mengikuti perilaku petinggi PBNU yang menurutnya tak hanya mengusik internal NU, tetapi juga mengancam pakem dakwah ulama nusantara hingga membahayakan masa depan bangsa.

"Manuver-manuver petinggi PBNU dalam berpolitik dan keterlibatan mereka dengan sikap pragmatis dalam tata kelola kewajiban negara, misalnya terkait tambang, tambahan kuota dan penyelenggaraan kebutuhan haji hingga menyeret petinggi PBNU diduga korupsi, telah meruntuhkan wibawa organisasi dan para pendahulu jam’iyyah (jamiah; organisasi, perkumpulan, persatuan)."

“Apa yang mereka (petinggi PBNU) lakukan bisa membahayakan NKRI dan NU. Apa mereka tidak menyadari hal demikian bisa meruntuhkan segala landasan kebaikan berjamiyyah yang telah ditanam dan dirawat para pendahulu NU,” ujarnya.

Gus Moch merupakan putra dari Mbah Liem -ulama Klaten yang secara tak resmi disebut sebagai pencetus slogan NKRI Harga Mati.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |