jakarta.jpnn.com - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan 74,6 persen responden tidak percaya isu ijazah palsu milik Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur PT Survei Strategi Indonesia (SIGI) LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan mayoritas masyarakat menggunakan tiga alasan utama.
Tiga alasan itu ialah kekuatan jejak dan logika prosedural, konfirmasi dari lembaga resmi, serta kesadaran publik atas motif politik.
Menurut Ardian, responden yang tidak percaya merata di semua segmen demografi, mulai pendidikan rendah hingga terpelajar.
"Responden survei menempatkannya sebagai bagian dari dinamika politik, bukan sebagai fakta yang mengancam legitimasi kepemimpinan nasional," kata Ardian, Rabu (30/7).
Ardian mengatakan hanya 12,2 persen responden yang memercayai isu ijazah palsu milik Jokowi.
Dia menjelaskan publik menilai isu ijazah palsu itu penuh muatan politis, terutama setelah Gibran Rakabuming Raka terpilih menjadi wakil presiden.
"Bagi publik, momen munculnya isu ini tidak lepas dari dinamika kekuasaan dan kontestasi elite menjelang periode politik baru," ucap Ardian.