jpnn.com - JAKARTA – Seorang guru honorer menangis saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi X DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (14/7).
Honorer tersebut bernama Redissa, yang merupakan pengurus Ikatan Pendidik Nusantara (IPN) Provinsi Bengkulu.
Keseharian, dia mengajar di SMKN 4 Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Sembari menangis, saat itu Redissa menyampaikan bahwa banyak honorer sudah mengabdi lebih dari 2 tahun yang mestinya masuk database BKN, tetapi dalam pengumuman kelulusan PPPK tahap 2 malah mendapat kode R4.
Diketahui, R4 (tanpa L) merupakan kode untuk honorer non-database BKN yang dinyatakan tidak mendapatkan formasi PPPK 2024 alias tidak lulus seleksi. Adapun honorer database BKN mendapatkan kode R3.
"Kami yang mengabdi tujuh tahun, bahkan ada yang 11 tahun, malah dimasukkan R4 karena SK kami bukan ditandatangani gubernur," kata Redissa dalam RDPU Komisi X DPR RI dengan PB PGRI dan IPN di Jakarta, Senin (14/7).
Ironisnya, kata Redissa, cukup banyak guru honorer yang sebenarnya tidak masuk database BKN karena masa kerja tidak lebih 2 tahun, malah mendapat kode R3.
Menurutnya, mereka bisa mendapatkan SK gubernur karena ada orang dalam (ordal).