jpnn.com, BANDUNG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaktifkan lagi program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Anestesiologi Universitas Padjajaran (Unpad) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Pengaktifan itu setelah sebelumnya program dibekukan sementara, buntut kasus pemerkosaan yang dilakukan dokter residen Priguna Anugerah Pratama terhadap pasien dan keluarga pasien di RSHS pada Maret 2025 lalu.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI dr Azhar Jaya mengatakan, setelah tiga bulan dilaksanakan evaluasi dan perbaikan oleh RSHS Bandung, program residensi untuk calon dokter spesialis anestesi kembali dibuka.
“Bahwa Kementerian Kesehatan dan Kemendikti Saintek, hari ini sepakat untuk memulai kembali program residensi prodi anestesi di Rumah Sakita Hasan Sadikin. Kemenkes tidak pernah menghentikan prodi, yang ada adalah menghentikan sementara residensi,” kata Azhar ditemui di Gedung MCHC RSHS Bandung, Kamis (24/7/2025).
Azhar menjelaskan, peristiwa pemerkosaan oleh dokter residen Priguna, beberapa waktu lalu, secara tidak langsung mencoreng profesi dokter, termasuk instansi kesehatan.
Maka dari itu, pihaknya memutuskan menghentikan sementara prodi anestesi untuk evaluasi keseluruhan.
“Prodinya boleh berlangsung di tempat yang lain. Rumah sakit yang lain, tetapi untuk residensi ini kami hold dahulu sambil ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh pihak FK Unpad, maupun pihak RSHS, maupun kedua belah pihak,” jelas Azhar.
“Hari ini ya, berdasarkan laporan Inspektorat Jenderal, Kementerian Kesehatan dan Kemendikti Saintek, dinyatakan bahwa RSHS dan FK Unpad sudah memenuhi semua kewajibannya, sehingga proses residensi anestesi dapat dimulai kembali,” sambungnya.
