jpnn.com, JAKARTA - Ekonom senior The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip menilai rencana Toyota mengembangkan ekosistem bioetanol di Indonesia, mendapat tanggapan positif.
Rencana kerja sama Pertamina-Toyota merupakan hasil kunjungan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu ke Jepang, pada awal November 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Wamen bertemu Masahiko Fukushima, CEO of Asia Region, Toyota Motor Corporation.
Menurutnya rencana yang akan ditindaklanjuti dengan pembentukan joint venture antara Pertamina dan Toyota paling lambat 2026, merupakan langkah bisnis yang cerdas.
“Saya kira betul (langkah cerdas). Karena nanti bioetanol yang diproduksi Pertamina akan lebih match dan tepat dengan teknologi pada mayoritas kendaraan bermotor roda empat yang dikembangkan di Indonesia. Karena mayoritas kendaraan roda empat di Indonesia kan produksi Toyota,” ujar Sunarsip.
Dari sisi ekonomi, Sunarsip menyebut, pengembangan bioetanol, akan berperan penting mengurangi impor sehingga bisa menolong neraca perdagangan.
Selain itu, pemanfaatan resource di dalam negeri, tentu akan menimbulkan efek domino terhadap aktivitas perekonomian di dalam negeri.
Petani akan bisa memperloleh nilai manfaat yang besar, sebab meningkatnya kebutuhan etanol akan menaikkan demand terhadap bahan baku seperti singkong, tebu, dan sebagainya.






















































