bali.jpnn.com, DENPASAR - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menilai rencana pembangunan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Sidakarya yang hanya berjarak 500 meter dari garis pantai perlu dievaluasi serius.
Lokasi yang sangat dekat dengan kawasan padat penduduk, destinasi wisata Pantai Sanur, dan Pulau Serangan, dinilai membawa risiko besar terhadap keselamatan, lingkungan, dan keberlanjutan pariwisata Bali.
Berdasarkan kajian awal, proyek FSRU Sidakarya memerlukan pengerukan besar-besaran untuk mencapai kedalaman sekitar 15 meter dari kondisi alami yang hanya enam - delapan meter.
Pengerukan ini diperkirakan akan merusak habitat laut, meningkatkan kekeruhan, sedimentasi, serta mengganggu biota laut dan ekosistem mangrove di Taman Tahura Ngurah Rai yang berdekatan.
"Penempatan FSRU sedekat ini dengan daratan sangat membahayakan, banyak terdapat kawasan suci di pesisir.
Kawasan pariwisata sekitar seperti Sanur pasti akan terdampak." ujar Kepala Departemen Kajian & Bacaan LMND Bali I Made Dirgayusa.
LMND juga menyoroti dampak visual dan polusi cahaya yang ditimbulkan oleh keberadaan kapal FSRU berukuran raksasa dengan panjang 290 – 300 meter yang harus dinyalakan terang pada malam hari untuk navigasi.
Sorot dari kapal FSRU dinilai mengganggu pemandangan dan kenyamanan warga.