jpnn.com - Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) mengingatkan bahaya deepfake atau konten manipulasi gambar, video maupun suara menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang muncul dalam setahun terakhir sehingga perlu segera diantisipasi.
Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho mengatakan bila tidak diantisipasi dari sisi regulasi dan tata kelola, serta dalam praktik moderasi konten, deepfake bisa menjadi bom waktu.
"Ini adalah sebagai early warning (peringatan dini). Ini ancaman yang sangat serius," kata Septiaji di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Hasil riset Mafindo menunjukkan deepfake dan scam (penipuan) mewarnai konten informasi bohong atau hoaks selama periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025.
Frekuensi deepfake pada 2025, menurut Septiaji, lebih mengkhawatirkan dibanding tahun lalu.
Lebih mengkhawatirkan lagi bila terjadi eskalasi deepfake dan menyasar tema-tema yang sensitif.
"Deepfake dengan tema-tema yang menyasar ke topik-topik yang paling fundamental dan sensitif di negeri ini: topik kultural, agama, SARA," tuturnya.
Mafindo mendapati bahwa 202 dari total 1.593 konten hoaks yang ditemukan dalam setahun terakhir dibuat menggunakan AI.