Main Kayu

1 week ago 30

Oleh: Dahlan Iskan

Main Kayu

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto: dok JPNN.com

jpnn.com - Adakah curah hujan di Sumatra bagian utara/Aceh bagian selatan akhir November lalu yang tertinggi dalam sejarah? Juga yang terlama? --tujuh hari tujuh malam hampir terus-menerus?

Saya kesulitan mencari data soal itu. Lebih mudah mencari data berapa persen kenaikan orang yang berpoligami di Amerika Serikat.

Akan tetapi Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq sudah memutuskan: akan menjadikan curah hujan terakhir itu sebagai base line untuk menentukan kebijakan ke depan.

Begitulah keterangannya kepada media saat menyikapi banjir bandang di tiga provinsi di Sumatra itu.

Artinya, ke depan, kebijakan yang akan dilakukan, dengan curah hujan yang sama tidak akan terjadi bencana.

Secara tidak langsung Menteri Hanif mengatakan bahwa hujan terakhir itulah yang terparah dalam sejarah di sana.

Jepang juga mengalami hal yang sama: saat bencana nuklir Fukushima. Anda masih ingat tanggal itu: 11 Maret 2011.

Perlu genset darurat untuk menjaga agar reaktor nuklir tidak panas. Yakni di saat listrik padam akibat apa pun --termasuk akibat terkena tsunami.

Lebih sulit lagi hilangnya 3.000 hektare hutan yang menjadi perkebunan rakyat. Dan yang jadi tambang: 130.000 hektare. Belum lagi yang jadi hutan konsesi.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |