Matahari Pintar

6 hours ago 25

Oleh: Dahlan Iskan

Matahari Pintar

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Orang pintar banyak maunya. Contohnya: Elon Musk.

Akan tetapi juga banyak uangnya. Bisakah orang pintar menjadi staf yang baik?

Dalam hal Elon Musk tidak bisa. Orang pintar maunya di depan. Maka bulan madunya bersama presiden pintar Donald Trump hanya berlangsung enam bulan.

Lalu mulai cekcok. Pisah ranjang. Cerai. Bertengkar.

Matahari PintarElon Musk bersama putranya, X Æ A-Xii, dengan Presiden AS Donald Trump saat menandatangani perintah eksekutif pada 11 Februari 2025. Elon Musk mengatakan bahwa ia mengundurkan diri dari posisinya di pemerintahan AS setelah berselisih dengan Trump. --Jim WATSON / AFP

Itulah juga problem dalam membentuk zaken kabinet. Harus cari orang-orang pintar tapi penurut. Itu langka.

Mungkin baru ada satu: Sri Mulyani. Atau dua: Amran Sulaiman. Atau tiga: Anda pilih sendiri.

Orang pintar banyak. Namun, kalau hanya akan membuat sebuah tim pecah berkeping lebih baik pilih yang tidak terlalu pintar tetapi mau bekerja sangat keras. Syaratnya: presidennya harus sangat pintar.

Menteri "kurang pintar" bukan berarti dungu. Artikan kurang pintar itu dengan "cukup pintar".

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |