jpnn.com - Mantan Ketua Umum Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunaryo menyoroti ketiadaan pusat data laporan keuangan nasional yang terintegrasi dan terdokumentasi secara sistematis.
Kondisi itu menurutnya menjadi tantangan bagi Indonesia di tengah arus globalisasi yang rapuh, disrupsi teknologi, dan ketegangan geopolitik yang mengguncang sektor keuangan dunia.
Tarkosunaryo mengatakan tanpa data yang sahih maka laporan keuangan hanya menari di atas statistik semu. Dia menilai kondisi ini sebagai penghambat utama dalam merumuskan kebijakan fiskal yang adil dan membina pelaku usaha, terutama UMKM.
"Urgensi transformasi laporan keuangan adalah dari dokumen tertutup menjadi instrumen strategis berbasis digital. Jadi, bukan hanya syarat tender atau pelengkap audit. Dia harus menjadi denyut nadi ekonomi nasional," kata Tarkosunaryo dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis (24/7/2025).
Ironisnya, sektor yang selama ini dielu-elukan sebagai tulang punggung ekonomi nasional atau UMKM, justru menjadi korban dari absennya sistem data keuangan nasional.
Dia menyebut jutaan pelaku usaha kecil terjebak dalam ketidakformalan, tak terjangkau pembiayaan, dan luput dari peta kebijakan. Mereka tumbuh, tetapi tak terlihat.
"Tanpa laporan keuangan yang terstandar dan terintegrasi, UMKM akan terus berada di luar sistem," ujar Tarkosunaryo.
Dia menilai pusat data laporan keuangan nasional akan menjadi kunci pembuka inklusi fiskal yang sesungguhnya.