jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Maria Yohana Esti Wijayati, mendesak pemerintah memastikan penanganan pendidikan di daerah bencana tidak berjalan sektoral. Menurutnya, pemerintah pusat, perguruan tinggi, pemerintah daerah, operator telekomunikasi, hingga relawan harus saling mendukung.
"Negara wajib memastikan bahwa bencana tidak merampas masa depan mahasiswa Indonesia. Pendataan, dispensasi akademik, keringanan UKT, dan akses internet darurat harus segera berjalan. Tidak boleh ada satu pun mahasiswa yang tertinggal hanya karena ia menjadi korban bencana," kata Esti dalam keterangan tertulis, Selasa (2/12).
Ia mendorong penundaan pembayaran UKT Semester Genap 2026 tanpa denda, serta keringanan atau pemotongan UKT bagi mahasiswa dari keluarga yang kehilangan mata pencaharian. "Kemendikbudristek dan perguruan tinggi wajib memberikan beasiswa darurat bencana bagi mahasiswa yang terdampak secara ekonomi, serta memperluas KIP Kuliah untuk wilayah terdampak," ungkapnya.
Esti juga menilai perlu diberlakukan skema cicilan UKT hingga situasi ekonomi keluarga mahasiswa pulih. Selain itu, ia menyoroti masalah akses pembelajaran daring yang terhambat jaringan rusak, pemadaman listrik, dan hilangnya perangkat.
Dia mendorong kolaborasi lintas kementerian dan operator telekomunikasi untuk menyediakan wifi darurat di posko pengungsian. "Kirimkan akses internet bergerak atau mobile BTS ke titik terdampak. Berikan paket kuota darurat gratis bagi mahasiswa, dan pastikan pembelajaran daring tetap dapat diikuti mahasiswa terdampak," usulnya. "Bantuan internet bukan fasilitas tambahan, melainkan kebutuhan akademik dasar dalam situasi darurat," tambahnya.
Esti mengingatkan bahwa sektor pendidikan tidak boleh menjadi korban koordinasi yang lemah. Komisi X DPR RI berkomitmen mengawal kebijakan ini hingga seluruh mahasiswa terdampak mendapatkan perlindungan pendidikan.
Dalam upaya membantu, anggota Fraksi PDIP itu juga menyatakan kesiapan membuka program 'BISA MAKAN', yaitu makan gratis bagi mahasiswa terdampak bencana di Yogyakarta, khususnya yang berasal dari sejumlah kabupaten di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. "Program ini diharapkan membantu kebutuhan dasar masyarakat terdampak selama masa pemulihan," terang Esti.
Dia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bergotong royong. "Semoga bantuan dari berbagai elemen dapat mempercepat proses pemulihan masyarakat di wilayah terdampak," pungkasnya. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!









.jpeg)












































