jpnn.com - JENEWA - Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) pada Jumat (12/7) melaporkan bahwa sedikitnya 798 warga Palestina tewas oleh pasukan militer Israel selagi mereka mengakses bantuan kemanusiaan di Gaza sejak akhir Mei 2025.
Juru bicara kantor OHCHR mengatakan kepada wartawan bahwa 615 korban di antaranya terbunuh di sekitar pusat distribusi bantuan yang dioperasikan Yayasan Kemanusiaan Gaza sejak 27 Mei. Lalu, 183 lainnya terbunuh di sepanjang rute konvoi bantuan.
Jumlah korban tewas itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia atas mekanisme distribusi yang saat ini berlaku di Gaza.
Awal Juli ini, 169 organisasi kemanusiaan menyerukan diakhirinya sistem distribusi bantuan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Israel, yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza.
Mereka mengutip laporan bahwa warga Palestina ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel saat menunggu bantuan di dekat lokasi yayasan tersebut.
Organisasi-organisasi itu mendesak pendistibusian bantuan agar kembali ke mekanisme yang dipimpin PBB, yang beroperasi di Gaza hingga Maret, ketika Israel memperketat blokadenya di wilayah tersebut.
Bantuan kemanusiaan ke Gaza mulai diizinkan masuk secara bertahap sejak akhir Mei, namun didistribusikan melalui yayasan tersebut. Banyak kelompok bantuan internasional menolak bekerja sama karena hubungannya dengan otoritas Israel.
Melalui pernyataan bersama, organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan itu mengkritik Yayasan Kemanusiaan Gaza karena mengambil alih proses distribusi bantuan, memperingatkan bahwa operasi mereka telah menyebabkan kondisi berbahaya dan mematikan bagi warga sipil.