jatim.jpnn.com, SURABAYA - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, para pedagang musiman bendera merah putih mulai bermunculan di berbagai sudut Kota Surabaya.
Namun, semarak Agustusan tahun ini tampak tak semeriah tahun lalu. Sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan omzet hingga 30 persen, salah satunya dirasakan oleh Richard (22) warga Darmo Kali, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.
“Kalau dibanding tahun lalu, tahun ini jauh lebih sepi. Mungkin turun sekitar 30 persen. Kalah sama toko-toko online,” ujar Richard saat berjualan di Jalan Raya Darmo, Senin (4/8).
Richard mengaku sudah tiga tahun berjualan bendera dan umbul-umbul di lokasi tersebut. Namun, sejak tahun lalu, penjualan makin tergerus karena banyak masyarakat yang beralih belanja ke platform e-commerce.
“Online itu kan langsung dari produsen. Jadi, harganya bisa jauh lebih murah. Kami yang jualan di pinggir jalan jadinya kalah saing,” katanya.
Untuk menyiasati kondisi tersebut, Richard memilih memproduksi sendiri bendera-bendera dagangannya, termasuk menjahit secara manual agar bisa menekan biaya produksi.
“Kalau jahit sendiri, ongkos produksinya lebih murah dibanding beli dari grosir. Jadi, masih bisa bersaing,” ucapnya sambil menunjukkan salah satu produk bendera buatan tangannya.
Richard menyebut, langganan tetap dari instansi pemerintah seperti Kodam Brawijaya dan Polda Jatim masih menjadi tumpuan utama penjualan. Mereka umumnya sudah memesan sejak Juli.
