jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar doa bersama lintas agama di Balai Kota Surabaya pada malam pergantian Tahun Baru 2026, Rabu (31/12).
Perayaan tahun baru 2026 memang dikemas berbeda dan sederhan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini sebagai wujud empati terhadap para korban bencana alam di Sumatera dan sejumlah wilayah lain di Indonesia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan doa lintas agama menjadi momentum kebersamaan seluruh elemen masyarakat Surabaya yang terdiri dari berbagai latar belakang agama, mulai dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Khonghucu.
“Sejak lama saya sampaikan, di Surabaya pada malam tahun baru kita awali dengan doa lintas agama. Kami berdoa bersama sesuai keyakinan masing-masing. Setelah itu, silahkan ada kegiatan lain, tetapi tidak berlebihan,” ujar Eri, Selasa (30/12).
Eri berharap doa lintas agama ini tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi juga menjadi ruang introspeksi bagi warga Surabaya untuk merenungi makna bertambahnya usia dan kontribusi yang telah diberikan kepada sesama.
“Introspeksilah di malam tahun baru. Setiap pergantian tahun, usia kita juga bertambah. Sudah sejauh mana kita bermanfaat bagi orang lain,” ungkapnya.
Pemkot Surabaya juga melarang penggunaan kembang api dalam perayaan malam tahun baru.
“Kita ingin punya rasa empati. Saudara-saudara kita ada yang masih dalam kondisi sulit setelah bencana. Karena itu, kami melarang kembang api agar perayaan tidak berlebihan,” tuturnya .



















































