jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya terus memperkuat peran keluarga sebagai fondasi utama pembangunan sosial.
Melalui berbagai program preventif, Pemkot menargetkan terwujudnya keluarga-keluarga tangguh yang bebas dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sekaligus mampu melahirkan generasi muda yang berakhlak dan produktif.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakankualitas sebuah kota sangat ditentukan oleh kekuatan institusi keluarga.
Pernyataan itu disampaikan dalam peringatan Hari Keluarga Nasional yang digelar di Convention Hall Arief Rahman Hakim, Rabu (6/8). Dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat ketahanan keluarga dari akar.
“Kalau keluarga-keluarga di kota ini kokoh, maka tidak akan ada geng motor, tawuran, atau kekerasan remaja. Semua dimulai dari rumah,” kata Eri.
Eri menyampaikan, anak-anak yang terjerumus pada perilaku menyimpang seringkali berasal dari latar belakang keluarga yang tidak harmonis. Salah satu penyebabnya adalah komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak.
“Banyak orang tua terlalu memaksakan gaya mereka tanpa memahami karakter anak. Akibatnya, anak tumbuh tanpa arah, dan akhirnya melakukan hal-hal yang menyimpang. Jadi, kalau ada anak bermasalah, pasti ada yang salah di dalam rumah,” jelasnya.
Dia menambahkan salah satu indikator keluarga yang sehat adalah terbebas dari kekerasan, termasuk kekerasan fisik, psikis, ekonomi, hingga seksual.