jpnn.com - PEKANBARU - Suasana apel pagi di Mapolda Riau, Pekanbaru, Rabu 3 Desember 2025 tiba-tiba berubah haru.
Bermula ketika Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menanyakan apakah ada personel atau pegawai yang keluarganya terdampak bencana longsor dan banjir bandang di Sumatera Barat, Sumatera Utara, maupun Aceh.
Dari barisan paling belakang, seorang PNS wanita bernama Yurnita akrab disapa Bu Yuni mengangkat tangan dengan suara bergetar, menahan tangis yang sejak tadi ia coba sembunyikan.
Yurnita merupakan ASN Polda Riau yang berasal dari Nagari Palembayan, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam wilayah yang termasuk paling parah terdampak banjir bandang.
Hingga kini, ia belum berhasil berkomunikasi dengan kedua orang tuanya di kampung halaman.
Tidak hanya itu, adik perempuannya yang tinggal di Aceh Tamiang, wilayah lain yang juga terdampak bencana, juga belum bisa dihubungi.
Ketika dipanggil maju ke depan barisan, Yurnita tak kuasa menahan air mata.
Di hadapan ratusan personel dan jajaran Polda Riau, ia menyampaikan kegelisahan dan kecemasannya terhadap kondisi keluarga yang hingga kini belum diketahui nasibnya.






















































