jatim.jpnn.com, JOMBANG - Pihak pondok pesantren di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang angkat bicara terkait tiga santri yang kabur dengan alasan mengalami perundungan.
Ketua Pengurus Pondok Sulton Haikal (20) membantah adanya perundungan yang dialami oleh santri di tempatnya. Walakin, dia membenarkan tiga bocah yang kabur itu adalah santrinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Sulton mengungkapkan alasan ketiga santri kabur lantaran memiliki masalah utang piutang dengan teman sekolahnya. Sekolah itu berada di luar pondok pesantren.
Dia menjelaskan salah satu santri yang kabur memiliki utang sebesar Rp45 ribu kepada teman sekelasnya. Uang itu digunakan membeli layang-layang. Ketika ditagih dia ketakutan dan mengajak dua temannya kabur dari pondok.
"Permasalahannya seperti itu. Jadi, tidak benar tiga santri yang kabur itu mendapatkan perundungan di pesantren, tetapi mereka punya utang kepada teman sekolahnya," jelas Sulton.
Saat ini ketiga santri tersebut telah kembali ke pondok. Mereka melakukan aktivitas seperti biasa, sedangkan utang yang mereka miliki sudah dibayar pengurus pondok sehingga masalah tersebut sudah selesai.
Sulton menyatakan di pesantrennya tidak ada perundungan. Justru sangat melindungi anak-anak. Maka dari itu, asrama mereka tidak dicampur. Santri yang masih SD disendirikan, begitu juga dengan yang SMP atau Madrasah Tsanawiyah, hingga SMA atau Aliyah.
Namun, untuk yang SD dan SMA, sekolah berada di luar pondok karena di pesantren tersebut hanya ada MTs (Madrasah Tsanawiyah).
