jpnn.com - WASHINGTON - Kuba mengecam rencana agresi militer Amerika Serikat ke Venezuela. Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel pada Selasa (3/12), menentang apa yang disebutnya sebagai "rencana yang sedang disiapkan" oleh Washington untuk melakukan agresi militer terhadap Venezuela guna menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
“Campur tangan AS, ancaman, dan agresi militer yang sedang dipersiapkan terhadap Venezuela untuk menggulingkan pemerintah yang sah, tidak dapat diterima,” kata Diaz-Canel melalui X.
Dia menekankan bahwa politik kapal meriam AS serta Doktrin Monroe adalah hal yang sudah menjadi masa lalu. Dia lalu menyoroti Amerika Latin serta Karibia sebagai “zona damai.”
Kuba berulang kali memperingatkan tentang risiko destabilisasi di kawasan tersebut dan menyatakan dukungannya terhadap Maduro serta kedaulatan Venezuela.
Ketegangan antara Caracas dan Washington meningkat tajam di tengah pengerahan berkelanjutan oleh Pentagon atas aset laut, udara, dan darat di seluruh Karibia, termasuk kapal induk USS Gerald Ford.
Washington membenarkan kehadiran militernya di kawasan itu dengan alasan memerangi perdagangan narkoba.
Presiden AS Donald Trump menyatakan pendapat bahwa hari-hari Maduro sebagai presiden sudah tinggal menghitung waktu.
Namun, dia juga menegaskan bahwa Washington tidak memiliki rencana untuk berperang dengan Caracas.






















































