jakarta.jpnn.com - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta mendesak Trans7 menayangkan permohonan maaf selama sepekan.
Selain itu, PWNU DKI Jakarta juga meminta Trans7 menayangkan permohonan maaf itu pada masa jumlah penonton terbanyak.
"Kami mendesak Trans7 menayangkan permohonan maaf selama tujuh hari di waktu prime time," kata Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Lukman Hakim Hamid dalam unjuk rasa di halaman gedung Trans7 Jakarta, Rabu (15/10).
Lukman menilai tayangan tentang santri dan kiai Pondok Pesantren Lirboyo pada program Xpose Uncensored Trans7 melukai elemen pesantren di seluruh Indonesia.
Dari pengamatan dan kajian PWNU DKI Jakarta, permintaan maaf dari Trans7 tidak cukup sehingga proses hukum harus ditempuh dengan bukti-bukti yang ada.
Oleh karena itu, PWNI DKI Jakarta meminta kepada pimpinan CT Corp dan seluruh jajaran Direksi Trans7 untuk bertanggung jawab.
"Mereka bertanggung jawab kepada umat dengan cara meminta maaf, mengklarifikasi, dan melakukan pembenahan dalam produksi tayangan atau pemberitaan," kata Lukman.
PWNU DKI Jakarta juga meminta Trans7 menjelaskan profil rumah produksi (production house/PH) yang memproduksi tayangan.