jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menegaskan Kementerian Sosial akan memeriksa secara menyeluruh peran pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) setelah ditemukan ratusan ribu rekening penerima bantuan sosial (bansos) yang terindikasi digunakan untuk aktivitas judi online.
Menurut Gus Ipul, hasil kerja sama penyandingan data antara Kementerian Sosial (Kemensos) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan sebanyak 571.000 rekening penerima bansos memiliki irisan dengan data pemain judi online selama 2024.
Lebih dari 28 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) penerima bansos telah disandingkan dengan NIK para pemain judi online.
Dari proses ini terungkap bahwa total setoran judi online yang melibatkan NIK penerima bansos mencapai Rp 957 miliar dengan lebih dari 7,5 juta transaksi sepanjang tahun ini.
"Kalau sampai kebobolan kayak begitu, bagaimana? Kami akan periksa, peran pendampingnya kami lihat," ungkap Gus Ipul saat ditemui di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Yogyakarta, Kamis (17/7).
Kemensos sebelumnya telah meminta secara resmi kepada PPATK untuk memeriksa seluruh rekening yang pernah menerima bansos demi memastikan pemanfaatan dana negara tepat sasaran.
"Kami memang yang datang ke PPATK, seizin Presiden, untuk diperiksa seluruh rekening yang pernah menerima bansos dari Kementerian Sosial," kata Gus Ipul.
Setelah menerima surat resmi dari PPATK, Mensos menyatakan mereka saat ini masih mendalami data tersebut. Pemeriksaan juga akan diarahkan untuk menilai sejauh mana peran pendamping PKH dalam mengawasi para penerima.