jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR MY Esti Wijayanti mempertanyakan nasib para reformis ketika pemerintah benar-benar menetapkan Presiden kedua RI Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.
"Bagaimana nanti nasib para reformis ketika kemudian beliau diberi gelar Pahlawan Nasional," kata Esti menjawab awak media di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Selasa (28/10).
Sebab, kata Ketua DPP PDI Perjuangan itu, bakal muncul anggapan negatif terhadap reformis ketika Soeharto ditetapkan Pahlawan Nasional.
"Berarti dia (para reformis, red) melawan Pahlawan Nasional, ada kontradiksi yang tidak mungkin itu bisa selesai begitu saja," ujar Esti.
Dia melanjutkan ada kontradiksi pula ketika Soeharto ditetapkan Pahlawan Nasional saat korban pelanggaran HAM era Orde Baru juga menerima gelar yang sama.
"Nah, kemudian mereka yang menjadi korban ini harus bersama-sama menerima gelar pahlawan, ini logikanya dari mana," kata Esti.
Legislator Dapil Yogyakarta itu mengatakan kontradiksi ini yang perlu dibahas legislatif dengan Kementerian Kebudayaan sebagai pihak penentu seseorang memperoleh gelar Pahlawan Nasional.
"Nah, saya kira ini juga perlu diklirkan terlebih dahulu," ujar Esti.




















































