jpnn.com - Anggota DPR RI Azis Subekti mengatakan insiden pengibaran bendera bulan bintang atau diduga umbul-umbul Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Lhokseumawe, seharusnya dibaca dengan kacamata empati.
"Ia bukan semata persoalan simbol, melainkan ekspresi kegelisahan sosial yang belum sepenuhnya tertangani," kata Azis dalam keterangan persnya, Senin (29/12).
Legislator fraksi Gerindra itu menuturkan simbol seperti bendera biasanya dipakai warga untuk meluapkan kekecewaan atas ketidakadilan.
"Sejarah banyak wilayah pascakonflik menunjukkan bahwa ketika kesejahteraan tertinggal, simbol sering menjadi bahasa terakhir untuk menyampaikan rasa kecewa," kata Azis.
Belakangan, pengibaran bendera GAM menuai sorotan publik setelah TNI merepresi aksi tersebut.
Azis mengingatkan menjaga perdamaian Aceh tidak cukup hanya dengan pendekatan keamanan setelah ditandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki.
"Negara perlu hadir secara lebih manusiawi melalui pendekatan kesejahteraan yang konsisten dan berkeadilan," ujarnya.
Azis mengatakan perdamaian di Aceh bisa direalisasikan dengan komitmen pemerintah pusat menjalankan janji di MoU Helsinki.






















































