jabar.jpnn.com, KOTA BOGOR - Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim buka suara soal rencana pendidikan ala militer bagi siswa nakal yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dedie A Rachim menegaskan pentingnya pendekatan pendisiplinan yang terukur dan bertahap dalam menyikapi isu kenakalan pelajar.
Dedie A Rachim menilai pendekatan pendisiplinan yang bersifat semi militer dapat menjadi salah satu opsi solusi, tetapi pelaksanaannya harus disertai dengan kriteria yang jelas dan selektif.
“Kalau konsepnya bagus, kami dukung saja. Namun yang penting, kriteria anak nakal itu harus jelas agar tidak salah memilih,” kata Dedie A Rachim seusai kegiatan Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Sempur, Jumat (2/5).
Dedie A Rachim memberi contoh bahwa bentuk pendisiplinan bisa dimulai dari pelanggaran ringan yang sering terjadi, seperti pelajar yang naik motor tanpa helm, belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), atau menggunakan knalpot bising.
“Pendisiplinan itu sifatnya harus bertahap, dari situ akan muncul kesadaran dan ketaatan kepada hukum,” jelasnya.
Dedie A Rachim menambahkan untuk kasus pelanggaran berat seperti tawuran antarsekolah, sanksi administratif yang tegas bisa diterapkan.
Salah satunya adalah memberikan sanksi kepada sekolah yang kerap terlibat dalam tawuran.