jatim.jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta seluruh pengelola hotel di Kota Pahlawan lebih peka dan waspada terhadap aktivitas tamu yang mencurigakan. Hal itu dia sampaikan di hadapan para General Manager hotel se-Surabaya, Jumat (24/10).
Langkah itu diambil sebagai upaya pencegahan agar peristiwa pesta gay di sebuah hotel kawasan Ngagel, Wonokromo, tak kembali terjadi.
Eri menyatakan kejadian tersebut mencoreng nama baik Surabaya sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan religiusitas.
“Jadi, kemarin ada kejadian yang seperti itu (pesta gay) di Surabaya. Tadi saya mengumpulkan hotel-hotel saya sampaikan, Surabaya ini adalah kota yang dibangun dengan syariat agama, dengan kekuatan agama, yang dibuktikan dengan mulai zaman pertempuran dulu. Jadi, jangan dicoreng Surabaya dengan hal seperti itu,” ujar Eri
Menurutnya, pihak hotel perlu memiliki insting kuat dalam mengenali aktivitas tamu yang tidak wajar. Contohnya, ketika dalam satu kamar terdapat puluhan orang, sudah seharusnya pihak hotel menaruh curiga dan melakukan pengecekan.
“Seseorang harus punya insting, kamar dimasuki 30 orang, seharusnya curiga. Ketika curiga bisa dilakukan pengecekan. Jangan sampai hotel-hotel yang di Surabaya tidak punya komitmen dan tidak bisa menjaga kondusivitas Kota Surabaya,” ucapnya.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar pelatihan bagi manajemen hotel mengenai prosedur menghadapi tamu dengan perilaku mencurigakan. Pelatihan tersebut akan melibatkan pihak kepolisian dan sejumlah lembaga terkait.
“Jadi, ketika ada komitmen ini maka ada yang dijaga pasti oleh hotel-hotel. Kejadian seperti itu tidak boleh terulang lagi. Apakah itu pesta narkoba, apakah itu pesta seks, dan lain-lain itu tidak boleh lagi terjadi di Surabaya,” kata dia.


















































