jatim.jpnn.com, TRENGGALEK - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi menyusul cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur sejak akhir Oktober.
Dalam sepekan terakhir, BPBD Trenggalek mencatat serangkaian bencana tanah longsor dan banjir di beberapa kecamatan yang menelan korban jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono mengatakan, langkah kesiapsiagaan diambil setelah dalam dua hari terakhir terjadi empat kejadian bencana alam di tiga kecamatan.
Sebanyak empat orang dilaporkan meninggal dan satu lainnya selamat dalam insiden longsor di Desa Depok. Dua korban meninggal dan satu korban selamat berhasil dievakuasi pada Sabtu malam sekitar pukul 22.30 WIB.
Sementara itu, dua korban lainnya ditemukan Minggu pagi sekitar pukul 08.40 WIB dan 09.20 WIB.
"Curah hujan dengan intensitas tinggi menjadi pemicu utama longsor dan banjir," kata Stefanus, Minggu (2/11).
Longsor juga terjadi di Desa Dawuhan dan wilayah Kecamatan Dongko menyebabkan sejumlah rumah rusak serta akses jalan tertutup material tanah. Sekitar 100 kepala keluarga mengungsi ke tempat aman.
Kemudian di Kecamatan Trenggalek, banjir luapan Sungai Brangkal menggenangi puluhan rumah di Desa Ngares dan Dawuhan, dengan total 165 jiwa terdampak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir tersebut.



















































